Senin, 28 November 2011

Leadership

 Leadership (Kepemimpinan) adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap individu manusia dalam menentukan kebijakan atau sikap dalam menyelesaikan sebuah masalah. 
Leadership pada umumnya dimiliki setiap individu manusia, akan tetapi sejauh mana leadership yang kita miliki dapat diukur pada sebuah organisasi atau interaksi dengan orang lain dalam menentukan sebuah penyelesaian masalah.
Leadership yang baik sangat dibutuhkan di dalam berorganisasi atau berkarir di segala bidang. karena kemampuan leadership yang baik mempengaruhi prestasi di dalam berorganisasi dan berkarir.
Sebaiknya mulai dari sekarang kita belajar untuk dapat memiliki leadership yang baik, di bawah ini ciri - ciri seorang pemimpin dikutip dari suaramedia.com

Ciri-Ciri Seorang Pemimpin: 
 
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, karisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Kepemimpinan Yang Efektif 

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasehat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.

Kepemimpinan Karismatik 

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
Kita selalu menghadapi tantangan baru yang tidak ada habisnya di tempat kerja seperti re-organisasi, perampingan, dan "pengurangan." Kita dihadapkan pada pertanyaan, "Bagaimana kita bisa memimpin dalam badai perubahan?" Mungkin nampak sulit saat itu dan keputusan yang dibuat akan menentukan keluaran jangka pendek dan panjang. Saya akan membagi dengan Anda lima teknik kepemimpinan agar Anda tetap pada jalur kala menghadapi saat sulit.

1. Integritas

Saya meletakkan ini pertama kali karena kurangnya integritas akan merusak profesionalisme Anda, sebagai seorang pemimpin, seseorang yang mengambil langkah panjang. Kurangnya integritas akan membuat pahlawan menjadi musuh. Misalnya, "WorldCom dulunya adalah favorit dimata komunitas bisnis. Revenue, keuntungan serta pertumbuhan yang tinggi; WorldCom telah mengalahkan pesaing-pesaingnya. Kemudian ditemukan adanya ketidakwajaran dalam gross accounting yang dianggap sebagai profit yang mengejutkan. Anda lihat, manajemen membuat keputusan, "Apakah saya akan melanjutkan untuk menopang pertumbuhan yang bagus dan bisa melihat pada diriku atau harus menghabiskan buku-buku akuntansi dan menghabiskan sisa hidupku menutupi kekurangan integritas ini? Situasi memalukan yang terjadi di WorldCom juga terjadi di AT&T, Sprint, dan industri lainya yang harus memangkas biaya dan harus menghentikan ribuan karyawannya agar bisa berkompetisi dengan angka palsu WorldCom. Kurangnya integritas di WorldCom tidak hanya mempengaruhi perusahaan tapi juga kelangsungan hidup ribuan karyawan dan industri secara keseluruhan.
Baru-baru ini saya berbincang-bincang dengan anggota Dewan Kota yang disegani di masyarakat. Saya bertanya apa rahasia kesuksesannya saat dia ada di dewan ? Dia menyebutkan salah satu iklan politis yang ditujukan padanya, "Saat Anda berada di dewan, saya tidak suka cara Anda dipilih, tapi saya menghargai bagaimana Anda dipilih karena Anda konsisten dengan suara dan memiliki kepentingan yang sama. Tanyakan pada diri Anda keputusan apa yang Anda ambil dengan tepat untuk jangka panjang? Konsisten dengan tindakan Anda, apakah terkait dengan manajemen, tim, atau keluarga.

2. Pengetahuan

Dengan perubahan yang semakin cepat setiap harinya, maka penting bagi Anda untuk mendapatkan pengetahuan untuk menguasai perubahan-perubahan ini. Anda memilikinya tidak hanya untuk diri sendiri, tapi untuk tim dan manajemen Anda. Seperti yang sering saya katakan, "Tidak sekedar mendapatkan jawaban yang benar, tapi mendapatkan jawaban yang tepat lebih cepat daripada sebelumnya." Seringkali saat program teambuilding siswa menanyakan, "Saya tidak tahu dimana menemukan jawaban." Kemudian saya katakan, "Itu adalah jawaban yang tidak bisa diterima." Karena bagian dari seorang pemimpin adalah memiliki ketrampilan untuk menemukan jawaban yang tepat. Dengan Internet, ruang kelas dan training online, mentor, dsb., pengetahuan ada di ujung jari Anda. Tantang tim Anda untuk menggunakan sumber untuk mendapatkan pengetahuan menguasai tantangan mereka. Dengan mendapatkan pengetahuan ini, Anda bisa menavigasi tim Anda melalui lautan perubahan dan mencapai tujuan Anda.

3. Ketegasan

Anda pernah melihatnya. Mereka menunggu informasi, kemudian lebih banyak informasi sebelum membuat keputusan. Kemudian membutuhkan lebih banyak informasi untuk mendukung informasi yang sudah mereka miliki. Lalu mereka membuat komite untuk menganalisa informasi. Kemudian menunggu waktu yang sempurna untuk membuat keputusan. Anda tahu yang saya maksud. Seseorang yang Anda kenal? Buatlah keputusan! Hal baik terjadi ketika Anda bertindak, tumbuh, berdaptasi, dan tim Anda akan tumbuh. Tidak ada waktu yang sempurna untuk membuat keputusan. Pemimpin membuat keputusan berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya, menerapkan keputusan pada tindakan, dan bertahan dan mengadaptasi keputusan jika dibutuhkan. Tapi buat keputusan. Kualitas terburuk yang bisa Anda tunjukkan pada team adalah ketidak-tegasan. Menurut Anda apa yang dilihat tim saat Anda tidak bisa membuat keputusan? Buat keputusan dan kerjakan.

4. Visi

Ini adalah kemampuan tidak hanya melihat apa yang ada saat ini – setiap orang bisa melakukannya – ini adalah kemampuan melihat masa depan. Pemimpin yang menonjol tidak hanya melihat timnya atas apa yang bisa mereka kerjakan sekarang, tapi mereka bisa menjadi apa, dan mendapatkan gambaran dari mereka. Para pemimpin ini secara konsisten mengkomunikasikan dan melatih anggota tim mereka untuk mencapai visinya. Salah satu cara terbaiknya, dan metode yang paling sedikit digunakan, untuk menyampaikan visi Anda pada pertemuan tim (Teambuilding dan Ketrampilan Coaching untuk hasil yang menonjol). Setiap pertemuan harus dimulai dengan visi, misi dan sasaran tim; dan sisa pertemuan harus terikat dengan visi. Misalnya, porsi motivasi pertemuan harus terkait dengan visi, porsi informasi pertemuan harus mengena dengan visi, porsi training pertemuan harus terkait dengan visi, dsb. Serta, luangkan waktu untuk mengembangkan visi personal anggota tim Anda dan tunjukkan mereka bagaimana bisa mencapai tujuan personal mereka yang terkait dengan visi secara keseluruhan. Dengan mengkomunikasikan visi secara konsisten, tim Anda akan bergerak sesuai dengan tujuan, rasakan secara personal perubahan yang dihasilkan, dan mencapai tujuan dengan lebih cepat.

5. Tidak mementingkan diri sendiri

Stephen Covey, dalam bukunya yang sukses Seven Habits of Highly Effective People, tuliskan bahwa pemimpin sejati harus bersedia membantu orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus mampu menyerahkan dirinya untuk kebaikan tim." Dengan kata lain, tidak mementingkan diri sendiri dalam kata-kata dan tindakan. Tidak mementingkan diri dalam memuji orang lain, di publik, terlebih di hadapan manajemen. Tidak mementingkan diri sendiri untuk meluangkan waktu untuk mendengarkan, mendengarkan kekhawatiran tim. Sebuah survey manajemen mengatakan bahwa rata-rata manajemen waktu menginvestasikan dengan "murni menjelaskan" pada karyawan dalam setahun hanya membutuhkan dua jam – hanya dua jam! Yang dimaksud dengan waktu "murni menjelaskan" adalah mendengarkan dengan kontak mata, pengakuan, dan tidak menjawab telepon saat mendengarkan, dan tidak menjawab telepon saat mendengarkan, tidak bicara dengan orang lain saat mendengarkan, dsb. Tidak mementingkan diri sendiri dalam kemampuan membantu tim Anda. Apakah ini kemampuan untuk membantu panggilan telepon yang sulit, melangkah dan memindahkan hambatan anggota tim, atau " disamping" anggota tim di saat yang berat. Percayalah, anggota tim Anda akan ingat Anda dan menghargainya.
Oleh: Ed Sykes adalah seorang ahli, penulis, pembicara profesional dan pelatih di bidang kepemimpinan, motivasi, stress management, layanan pelanggan, dan team building.

Membentuk Jiwa Kepemimpinan Yang Baik

Rasulullah telah wafat dan tidak satupun ilmu yang menyangkut kebaikan umatnya baik dunia maupun akhirat melainkan telah beliau ajarkan kepada kita. Tidak satupun perkara baik itu yang menyangkut urusan yang kecil maupun besar melainkan kita akan menemukan tuntunannya dalam Al-Quran maupun hadits baik secara tersurat maupun tersirat. Beliau telah mengajarkan kita mulai dari adab yang kecil seperti buang hajat sampai masalah kenegaraan.

Apalagi berhubungan dengan masalah kepemimpinan, tidak ada di dunia ini suri tauladan yang lebih baik dari Rasulullah, baik sebagai pemimpin negara, pasukan maupun pemimpin keluarga.

Rasulullah telah mengajarkan kita bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik, baik itu melalui lisannya yang mulia maupun kehidupan beliau sehari-hari yang tidak ragu lagi beliau adalah pemimpin terbaik sepanjang zaman yang tidak lain menunjukkan kesempurnaan islam sebagai aturan hidup.

Karakteristik seorang pemimpin yang baik dengan mencontoh Rasulullah sesuai pemahaman para salafus sholih, dimana seorang pemimpin yang baik adalah yang memiliki beberapa sifat diantaranya: beriman, adil, ikhlas, perhatian, amanah, sabar, dll. sumber : www.suaramedia.com

Dari kutipan di atas dapat diambil kesimpulan jiwa kepemimpinan atau leadership dimiliki setiap individu, sebaik mana jiwa kepemimpinan itu sendiri kita miliki tergantung dari diri kita sendiri.
Jadilah seorang pemimpin yang baik, arif dan bijaksana di dalam memimpin dan menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.

Selasa, 08 November 2011

Tugas Bahasa Inggris (5)

Contoh Kata Kerja, Komplemen, Subject, Modifier : 


contoh nya If Clause Type

(1) it is possible and also very likely that the condition will be fulfilled.
form : if + Simple Present, will-Future, example : If I meet her, I’ll ask her for diner

(2) It is possible but very unlikely, that the condition will be fulfilled.
form : if + Simple Past, past future (= would + Infinitive), example : if I found her address, I would send her an invitation

(3) It is impossible that the condition will be fulfilled because it refers to the past..
Form: if + Past Perfect, past future perfect (= would + have + Past Participle), example If I had worked harder, I would have had a car.

Tipe Wish dan faktanya

(1) Future wish :
- I wish my friend would visit me this afternoon. (Saya berharap teman saya akan mengunjungi saya sore ini). Faktanya: my friend will not come this afternoon.
- They wish that you could come to the party tonight. (Mereka berharap bahwa kamu bisa datang sebentar malam). Faktanya: you can’t come.
- Bobby wishes he were coming with Angelia. (Bobby berharap dia datang dengan Angelia). Faktanya: Bobby is not coming with Angelia.

(2) Present wish :
- I wish I were rich. (Saya berharap saya kaya). Faktanya adalah: I am not rich.
- I wish I had enough time to finish my work. (Saya berharap saya punya cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan saya). Faktanya: I don’t have enough time to finish my wor
- John wishes that Ririn were old enough to be his girl friend. (John berharap bahwa Ririn cukup umur untuk menjadi pacarnya). Faktanya: Ririn is not old enough to be John’s girl friend

(3) Past Wish :
- I wish I had washed my clothes yesterday. (Saya berharap saya telah cuci pakaian-pakaian saya kemarin). Faktanya: I didn’t wash my clothes yesterday
- Irwan wishes that he had answered the questions well. (Irwan berharap bahwa dia telah menjawab soal-soal dengan baik). Faktanya: Irwan didn’t answer the questions well.
- Christian Ronaldo wishes that his team could have beaten the German team. (Christian Ronaldo berharap bahwa teamnya dapat mengalahkan team Jerman). Faktanya: Christian Ronaldo’s team couldn’t beat the German team.
- I wish you had been here last night. (Saya berharap kamu ada di sini tadi malam). Faktanya: you were not here last night
Source :
1) http://swarabhaskara.com/miscellaneous/conditional-sentences-part-2/

Tugas Bahasa Inggris (4)


Definisi Modifier Beserta Contohnya :


       Modifier merupakan prepositional phrase atau dapat dikatakan suatu kalimat yang dimulai oleh kata depan dan diakhiri oleh noun,contohnya seperti pada kalimat “in the morning” (pada pagi hari), “on the table” (di atas meja), “at the university” (di universitas).
     Modifier berfungsi untuk menerangkan waktu (modifier of time), menerangkan tempat (modifier of place), atau menerangkan cara dalam melakukan kegiatan (modifier of manner), Modifier dapat menjawab pertanyaan ‘when’, where, dan ‘how’. Selain itu, modifier dapat juga berupa single adverb (misalnya: yesterday (kemarin), outdoors (luar gedung), hurriedly (dengan buru-buru) atau adverbial phrase (misalnya: last night (tadi malam), next year (tahun depan).  


Dalam bahasa Inggris kata benda bisa memiliki rangkaian kata-kata penjelas. Rangkaian itu biasanya diletakkan sebelum kata benda tersebut. Kata-kata penjelas tersebut disebut dengan modifier. Modifier ini bisa hanya satu, bisa juga lebih dari satu.
Untuk pengertian Noun Phrase itu sendiri atau Frasa kata Benda, adalah kata benda yang mendapat rangkaian kata-kata penjelas; suatu rangkaian kata yang berintikan kata benda.
Frase kata benda terdapat dua macam, yaitu kata penjelas yang mengawali kata benda bersangkutan dan kata penjelas yang mengakhiri kata benda bersangkutan.

Marilah kita menyimak contoh di bawah ini :
a book, the book
this book, that book, those book
my book, your book, their book, our book
several book, all book, every book
good books.

Untuk contoh baris pertama kata benda tersebut memiliki kata penjelas article (a) dan (the). Bila modifiernya hanya satu biasanya terbentuk dari salah satu determiner seperti article (a, an, the), demonstratif, seperti contoh baris kedua, possessif, seperti contoh baris ketiga, quantitatif, seperti contoh baris keempat dan bisa sebuah kata sifat. Bila kita menemui kata benda yang memiliki lebih dari satu modifier, dari masing-masing modifier itu memiliki arti dan penjelasan yang berbeda. 

Marilah kita menyimak contoh di bawah ini:
a hot iron
a big old red car
my first four beautiful wooden tables

Untuk contoh baris pertama, memiliki dua modifier yang berbeda, bila diartikan ke dalam bahasa indonesia berarti, “sebuah besi yang panas”. Kata benda besi diikuti oleh keterangan panas dan modifier article. Contoh yang lebih banyak lagi modifiernya seperti contoh baris ketiga. Yang bila diartikan ke dalam bahasa indonesia berarti, “empat meja milik saya yang pertama dan cantik terbuat dari kayu”. Untuk contoh baris kedua silahkan terjemahkan sendiri.
Dalam setiap penempatan modifier itu tidaklah sembarangan. Ada aturan tersendiri dalam menempatkan masing-masing modifier. Urutan-urutan modifier itu adalah sebagai berikut :
1.      Bilangan kolektif
2.      Kata article atau kata posesif adjectif
3.      Bilangan urut
4.      Bilangan biasa
5.      Pendapat atau kata sifat
6.      fakta mengenai ukuran, usia, bentuk, warna, dll.
7.      Kata benda

Source :
1) http://swarabhaskara.com/miscellaneous/conditional-sentences-part-2/

Tugas Bahasa Inggris (3)


Definisi Apa Yang Dimaksud Dengan Komplemen

     Komplemen dalam bahasa Inggris selalu digunakan dalam sehari-hari sebagai pelengkap karena memang bentuk komplemen berfungsi untuk melengkapi arti kata kerja. Kata kerja inipun spesifik yaitu kata kerja yang mengekspresikan being (keadaan), seeming (nampaknya/kelihatannya), feeling (perasaan), atau appearing (pemunculan). Kata kerja seperti ini disebut juga dengan kata kerja kopulatif atau linking verb, yaitu menghubungkan antara subjek dengan komplemen itu sendiri. Perlu diingat bahwa kata kerja kopulatif tidak diikuti oleh objek langsung dan semua bentuk kata kerja “be” adalah kopulatif kecuali jika “be” digunakan sebagai kata kerja bantu (auxiliary) yang membentuk perubahan waktu kalimat aktif atau pasif dan mood (suasana) dari kata kerja tersebut.

It seems so hard to believe.
(seems menghubungkan subjek “it” dengan “hard, dan “hard” sendiri merupakan komplemen dari “seems”)

He will be here in a minute.
(Kata kerja “will be” menghubungkan subjek “He” dengan “here” (disini) dan “here” merupakan komplemen dari “will be”

I feel well today.
(“well” merupakan komplemen dari kata kerja “feel”)

I am fine
(fine merupakan komplemen dari kata kerja to be “am”. “Am” sendiri kopulatif)

He was in the toilet
(in the toilet merupakan komplemen dari kata kerja to be “was”, dan “was” kopulatif )

I am working with my friend.
(kata kerja to be “am” bukan kopulatif karena “am” digunakan sebagai auxiliary yang membentuk perubahan waktu kalimat positif yaitu present progressive (sedang))

English is taught in almost all schools in Indonesia.
(kata kerja to be “is” bukan kopulatif karena “is” digunakan sebagai auxiliary yang membentuk makna pasif)

Was he born in Indonesia ?
(“Was” bukan kopulatif dan merupakan indicative mood karena menanyakan pertanyaan)

Source : http://belajarbahasainggrissendiri.blogspot.com/2011/08/belajar-bahasa-inggris-bahasan.html

Tugas Bahasa Inggris (2)

Kata kerja

1.Pengertian Fungsi Kata Kerja

       Verbs (kata kerja) adalah kata yang menunjukkan nama perbuatan yang dilakukan oleh subyek, namun mungkin juga untuk menunjukkan keadaan. Verbs biasanya menjadi Predikat dari suatu kalimat.

Contoh:
  • Henry comes from London.
  • My brother studies in America.
  • She is very beautiful.
  • They are diligent.
Macam-macam Kata Kerja
1. Finite Verb (Kata Kerja Biasa)

Ciri-ciri Kata Kerja Jenis ini adalah sebagai berikut:
  • Bila dipakai dalam kalimat tanya dan negative perlu memakai kata kerja bantu do, does atau did.
  • Bentuknya dapat berubah-ubah oleh tense.
  • Biasanya mempunyai bentuk-bentuk:
  • Infinitive
  • Present Participle
  • Gerund
  • Past Tense
  • Present Tense
  • Past Participle
Contoh:
  • Ms. Anne reads a novel. (Infinitive)
  • Ms. Anne is reading a novel. (Present Participle)
  • Does Ms. Anne read a novel?
  • Ms. Anne read a novel. (Past Tense)
  • Ms. Anne has read a novel. (Past Participle)
2. Auxiliary Verbs (Kata Kerja Bantu)

Yaitu kata kerja yang digunakan bersama-sama dengan kata kerja lain untuk menyatakan tindakan atau keadaan, atau berfungsi untuk melengkapi fungsi gramatikal.

Kata Kerja Auxiliary adalah:
  • Is, am, are
  • Was, were
  • Do, does, did
  • Has, have, had
  • Can, could
  • May, might
  • Will, would
  • Shall, should
  • Must
  • Ought to
  • Had better
  • Need, Dare (Dapat juga berfungsi sebagai Kata Kerja Biasa)
3. Linking Verbs (Kata Kerja Penghubung)

Yaitu kata kerja yang berfungsi menghubungkan antara subject dengan complement-nya. Kata yang dihubungkan dengan subject tersebut dinamakan subject complement. Jika kata Kerja Penghubung tersebut kita gantikan dengan be (am, is, are, was, dll.), maka maknanya tidak berubah.

Linking Verbs yang umum adalah:
  • be (am, is, are, was, dll.)
  • look
  • stay
  • appear
  • become        
  • remain
  • taste
  • feel    
  • seem  
  • smell
  • grow  
  • sound
Contoh:
  • The actress is beautiful.
  • Alex looks serious. (= Alex is serious).
  • The cakes smell delicious (=the cakes are delicious).
4. Transitive Verbs (Kata Kerja Yang Membutuhkan Objek)

Yaitu kata kerja yang memerlukan object untuk menyempurnakan arti kalimat atau melengkapi makna kalimat.

Kata kerja Transitive diantaranya adalah: Drink, watch, read, fill, open, close, dll

Contoh:
  • He watches the film. (Kalimat ini tidak akan lengkap, jika "the film" kita hilangkan. Orang lain akan bertanya-tanya - menonton apa?, maka watch (menonton) membutuhkan object agar makna kalimat tersebut dapat dipahami).
  • The man cuts the tree.
5. Intransitive Verbs (Kata Kerja Yang Tidak Membutuhkan Objek)

Yaitu adalah kata kerja yang tidak memerlukan obyek, karena sudah dapat dipahami dengan sempurna makna kalimat tersebut.

Kata-kata kerja yang termasuk Intransitive verbs diantaranya adalah: Shine, come, sit, boil, sleep, fall, cry, dll.

Contoh:
  • The baby cries.
  • My mother is sleeping.
  • The water boils.
Catatan:
  • Ada juga beberapa kata kerja yang dapat berfungsi sebagai transitive maupun intransitive verbs.
Contoh:
  • He drops his bottles. (transitif)
  • The rain drops from the sky. (intransitif)
  • The contestants still misunderstood then. (transitif)
  • The contestants still misunderstood. (intransitif)
  • They grow the rubber trees. (transitif)
  • Rice grows in the fertile soil. (intransitif)
Ada beberapa verb intransitive yang memakai Objective Noun yang mempunyai satu kesatuan makna dengan kata kerjanya. Objeknya disebut Cognate Object.

Contoh:
  • He played the fool.                  (Dia bermain gila-gilaan).
  • He laughs a hard laugh.            (Dia tertawa lebar).
  • He slept a sound sleep.            (Dia tidur nyenyak).
  • He died a miserable death.        (Dia mati melarat).
Ada beberapa verb transitive dan intransitive walaupun sudah mempunyai object tetapi artinya belum sempuma sebelum ditambah kata-kata lain.

Kata Kerja jenis ini diantaranya adalah: make, name, call, find, declare, suppose, consider, bring, give, appoint, seen, hear, dll.

Contoh:
  • I will make you happy.
  • I appoint him to be my assistant.
Ada juga kata kerja yang mempunyai pola sebagai berikut:
  • Kata Kerja + Preposition + Object
  • Kata Kerja + Preposition + Kata Kerja-ing
Contoh:
  • We talked about the problem.
  • She felt sorry for coming late.
Kata-kata kerja untuk pola kedua diantaranya adalah: succeed in, think about/of, dream of, dream about, approve of, look forward to, insist on, decide against, angry with, sorry for, thanks for, dll.

Ada juga Kata Kerja tertentu yang mempunyai pola sebagai berikut:
  • Kata Kerja + Object + Preposition + Kata Kerja-ing
Contoh:
  • They accused me of telling lies.
  • Do you suspect the man of being a spy?
  • I congratulated Bob on passing the exam.
  • What prevented him from coming to the party?
  • I thanked her for being so helpful.
6. Regular & Irregular Verbs

Regular Verb
adalah kata kerja yang dapat berubah-ubah sesuai dengan bentuk tense; dan perubahan bentuk kata kerja itu secara teratur.

Contoh perubahan Kata Kerja jenis ini adalah:
  • Call - called - called
  • Admit - admitted - admitted
  • Submit - submitted - submitted
  • Invite - invited - invited
Irregular Verb adalah kata kerja yang mempunyai fungsi sama dengan regular verb, tetapi perubahan bentuk kata kerja ini secara tidak teratur.

Contoh perubahan kata kerja jenis ini adalah:
  • Read - Read - Read
  • Come - came - come
  • Begin - began - begun
  • Sleep - slept - slept



 2. artikel internet 

Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan


Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.

Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”

Artikel bahasa inggris : 

Government and Education Problems Solutions
 

 Regarding the issue pedidikan, our government's attention was still very minimal. This picture is reflected in the diversity of an increasingly complex education issues. The quality of students is still low, teachers are less professional, cost of education, even chaotic Education Act rules. The impact of poor education, the future of our country gets dragged. This downturn may also result from the average size of budget allocations for education at the national, provincial, and city and county.
Solving the problems of education should not be done separately, but must be steps or actions that are thorough. That is, we not only pay attention to increase the budget only. Because it's useless, if the quality of human resources and quality of education in Indonesia is still low. Problem Nine-year Compulsory Education implementation is still a true great PR for us. The fact that we can see that many in the countryside who do not have adequate educational facilities. With the abandonment of the nine-year compulsory education program resulted in Indonesian children are still many who drop out of school before completing their nine-year compulsory education. Under these conditions, when no significant change in policy, it is difficult for this nation out of the educational problems that exist, let alone survive the competition in the global era.
Ideal conditions in the field of education in Indonesia is every child can go to school at least until the high school level regardless of status because that is their right. But it is very difficult to realize at this time. Therefore, at least everyone has an equal chance of attending any education. If you look at the above problems, there is an inequity between the rich and the poor. As if the school's only rich people just so that people with low to feel inferior to school and hang out with them. Plus the publication of the school about scholarships is very minimal.
Free Schools in Indonesia should have adequate facilities, competent faculty, the curriculum is appropriate, and has the administrative and bureaucratic system of good and uncomplicated. However, in reality, free schools are schools located in remote areas of slums and everything was not able to support the school bench which raised the question, "Is it true that the school is free? If yes, yes reasonable because it is very alarming. "

Tugas Bahasa Inggris (1)

1.  subject dan verb agreement:

Subject Verb-agreement berarti kalimat yang mempunyai kesesuaian antara subject dan predikat. Dan Anda sudah mengerti bahwa yang bisa menduduki predikat dalam Bhs Inggris adalah tobe, dan Verb.Yang pertama harus diingat dan dimengerti adalah materi Personal pronoun.
Apakah Anda masih ingat tentang pelajaran personal pronoun sebagai subjek, okay kalau sudah lupa kita ulangi pelajaran tersebut:
1. Kalimat Nominal mempunyai susunan subject dan predikat seperti dibawah ini:



TunggalTobeJamakTobe
Orang IIamweare
Orang IIyouareyouare
Orang IIIhe, she, itistheyare


2. Kalimat Verbal mempunyai susunan subject dan predikat sebagai berikut:

TunggalKata kerjaJamakKata kerja
Orang IIVerb 1(tanpa s/es)weVerb 1 (tanpa s/es)
Orang IIyouVerb 1 (tanpa s/es) youVerb 1 (tanpa s/es)
Kata Orang IIIhe, she, itVerb 1 ( s/es)theyVerb 1 (tanpa s/es)
Penguasaan materi diatas adalah dasar dari materi Subject Verb-agreement.

Noun Clause adalah Clause yang digunakan sebagai pengganti noun atau berfungsi sebagai noun (kata benda). Selain Noun Clause ini, sebenarnya masih ada clause lainnya seperti Adverb Clause dan Adjective Clause. Untuk mendalami penjelasan mengenai Noun Clause, silahkan perhatikan penjelasan di bawah ini:

Menurut jenis kalimat asalnya, Noun Clause dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu:
  1. Statement (pernyataan)
  2. Question (pertanyaan)
  3. Request (permintaan)
  4. Exclamation (seruan).
Penjelasan:

1. Statement

a. Conjunction yang dipakai adalah: "that"

b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:

1) Subjek Kalimat
  • Kangaroo lives in Australia (statement)
  • That Kangaroo lives is Australia is well known to all (Noun Clause)
2) Subjek Kalimat setelah "It"
  • It is well known to all that Kangaroo lives in Australia
3) Objek Pelengkap
  • My conclusion is that Kangaroo lives in Australia
4) Objek Kata Kerja
  • All people understand well that Kangaroo lives in Australia
5) Apositif
  • My conclusion that Kangaroo lives is Australia is correct.
2.      Question

A. Yes/No Question

a. Conjunction yang dipakai adalah: "whether (or not/or if)"

b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:

1) Subjek Kalimat
  • Can she drive the car? (Question)
  • Whether she can drive the car doesn't concern me. (Noun Clause)
    = Whether or not she can drive the car doesn't concern me. (Noun Clause)
    = Whether she can drive the car or not doesn't concern me. (Noun Clause)
    = Whether or if she can drive the car doesn't concern me. (Noun Clause)
2) Objek Pelengkap
  • My question is whether she can drive the car.
3) Objek Kata Kerja
  • I really wonder whether she can drive the car (or not).
4) Objek Kata Depan
  • We discussed about whether she can drive the car.
B. Wh- Question

a. Conjunction yang dipakai adalah: "kata Tanya itu sendiri"

b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:

1) Subjek Kalimat
  • What is he doing? (Question)
  • What she is doing doesn't concern me. (Noun Clause)
2) Objek Pelengkap
  • My question is what she is doing.
3) Objek Kata Kerja
  • I really wonder what she is doing.
4) Objek Kata Depan
  • We discussed about what she is doing.
Catatan:

Posisi kembali normal, tidak seperti posisi sebuah pertanyaan normal.

3. Request

a. Conjunction yang dipakai adalah: "that"

b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:

1) Objek Kata Kerja
  • Read the book! (Request)
  • He suggested that I read the book. (Noun Clause)
Catatan:

Tanda seru hilang.

4. Exclamation

a. Conjunction yang dipakai adalah: "kata Tanya yang dipakai pada kalimat itu sendiri"

b. Fungsi Klausa ini adalah sebagai:

1) Objek Kata Kerja
  • What a pretty girl she is? (Exclamation)
  • I never realize what a pretty girl she is. (Noun Clause)
2) Objek Kata Depan
  • We are talking about what a pretty girl she is.
Catatan Tambahan:
  • Noun Clause dengan "that" digunakan sebagai subjek dari suatu kalimat hanya dengan kata kerja tertentu. Dan kata kerja (verb) yang penting adalah linking verb, khususnya BE.
  • Noun Clause dengan "that" sering menjadi objek dari verb (kata kerja), beberapa verb berikut ini biasanya mempunyai subjek yang me�nunjukkan manusia. Kata-kata tersebut terutama sekali adalah verb yang digunakan dalam Indirect Speech Berta verb yang menyatakan kegiatan mental.
Kata Kerja Kalimat Tak Langsung

Admit, agree, allege, announce, argue, assert, assure, declare, aver, boast, claim, complain, confess, convince, deny, disagree, explain, foretell, hint, inform, insist, maintain, notify, persuade, pray, predict, proclaim, promise, relate, remark, remind, report, say, state, swear, teach, tell, threaten, warn

Kata Kerja Aktivitas Mental

Ascertain, assume, believe, calculate, care (untuk kalimat negative atau interrogative), conceive, conclude, consider, convince, decide, discover, doubt, dream, expect, fancy, feel, find out, forget, grant, guess, hear, hold (pendapat), hope, imagine, indicate, know, judge, learn, mean, mind (untuk kalimat negative atau interrogative), notice, perceive, presume, pretend, prove, question, realize, recall, reckon, recollect, reflect, regret, rejoice, remember, reveal, see, show, suppose, surmise, think, trust, understand, wish

Contoh:
  1. Alex thinks that Mary is ill.
  2. Bob told me that he had finished breakfast.
  3. Henry says that Jack is very busy.
  4. He insists that there is a mistake.
  5. He complained to his friend that his wife couldn't cook.
  • Dalam percakapan yang tidak resmi (informal) "that" sering dihilangkan dari objek Clause jika artinya (maksudnya) sudah jelas dapat dimengerti tanpa adanya "that".
Contoh:
  1. I am sorry (that) I couldn't meet you at the station.
  2. He says (that) they plan to come to the dance.
  3. We thought (that) you had already left for abroad.
  4. The reason we returned so early is, (that) one of the children got sick.
  • Noun Clause dari question (pertanyaan) yang terletak sesudah verb yang memerlukan 2 objek mungkin berfungsi sebagai salah satu atau kedua objek dari verb tersebut.
Contoh:   
  1. Give the man (Indirect Object) what is in this envelope (Direct Object)
  2. Give what is in the envelope  to the man.
  • Noun Clause dari pertanyaan mungkin diawali dengan kata-kata tanya yang berfungsi sebagai: Pronouns, Adjectives, atau Adverbs. Kata-kata yang dipakai adalah: Pronoun     = who (ever), what (ever(, which. (ever), Adjective = whose, what (ever), which (ever), Adverb = how (ever), when (ever), where (ever), why.
Contoh:
  1. We don't know who will be coming from the employment agency. (who adalah subjek dari will be coming)
  2. We don't know whom the employment agency will send. (whom adalah objek dari will send)
  3. We will ask whoever comes from the employment agency. (whoever adalah subjek dari comes)
  4. We will ask whomever the employment agency sends. (whomever adalah objek dari sends)
  • Dalam Noun Clause dari pertanyaan, subjek dan verb mempunyai susunan yang umum, yakni terletak sesudah introductory word.
  • Noun Clause dari permintaan dimulai dengan that- Clause ini paling sering merupakan objek dari verb yang menyatakan permintaan, saran, atau keinginan dan sebagainya.
Contoh:
  1. He is requesting that a company car be placed at his disposal.
  2. The doctor recommended that he take a vacation.
  3. It was suggested that she leave immediately.
  4. It was proposed that the meeting be adjourned.
  1. Pengertian Klausa
Klausa ialah satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dkk, 1980:208). Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa (Rusmaji, 113). Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban (Ramlan, 1981:62.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O, dan Ket. Demikian seterusnya.Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai unsure inti klausa adalah S dan P.
Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bias juga tidak muncul misalnya dalam kalimta jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
Jawaban : teman satu kampus S dan P-nya dihilangkan.
Contoh pada bahasa tidak resmi : saya telat! P-nya dihilangkan.
Klausa merupakan bagian dari kalimat. Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap. Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai P.

  1. Jenis-jenis Klausa
Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah (1) Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya (BSI), (2) Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang menegatifkan P (BUN), dan (3) Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P (BKF). Berikut hasil klasifikasinya :
  1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    1. Klausa Lengkap
Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1. Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh :
Kondisinya sudah baik.
Rumah itu sangat besar.
Mobil itu masih baru.
    1. Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh :
Sudah baik kondisinya.
Sangat besar rumah itu.
Masih baru mobil itu.
    1. Klausa Tidak Lengkap
Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.

Rabu, 25 Mei 2011


contoh proposal penelitian

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan siswa. Tujuan dari interaksi edukatif tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan secara baik, diperlukan peran maksimal dari seorang guru, baik dalam penyampai materi, penggunaan metode, pengelolaan kelas dan sebagainya. Selain itu, diharapkan kepada guru untuk lebih kreatif untuk melakukan kegiatan pendukung pembelajaran didialam kelas salah satu kegiatan pendukung yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan “kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran”[1]. Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dilakukan disekolah maupun diluar sekolah tergantung dengan kebutuhan dan kesesuaian jenis kegiatan ekstrakurikuler.
Khusus untuk mata pelajaran PAI, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sering dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah. Seperti pesantren kilat, perkampungan muslim, santri ramadhan, peringatan maulid Nabi, pengajian Al-Qur’an, calisa dan sebagainya.
Dari paparan singkat diatas bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dapat menunjangkegiatan belajar siswa, termasuk kegiatan yang dapat menunjang aktivitas belajar siswa dikelas. Dugaan ini terbukti dari hasil prasurvey yang peneliti lakukan di SMA X tersebut. Dari prasurvey tersebut, peneliti menemukan sebagian siswa yang sering mengikuti kegiatan OSIS, pesantern kilat, pramuka, peringatan PHBI, dan sebagainya juga aktif berpartisifasi dalam keiatan belajar di kelas.
Berdasarkan hasil prasurvey diatas terlihat adanya pengaruh yang positif dari kegiatan ekstrakurikuler terhadap aktivitas belajar siswa dikelas. Untuk membuktikan dugaan dari prasurvey tersebut peneliti merasa tertrik untuk menelitinya dengan judul: Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajara Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA X.
B. Identifikasi masalah
Merujuk pada Latar belakang maslah di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas :
1. Apakah ada pengarauh terhadap perstasi belajar sisiwa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Isalam setelah mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Pengajian Al-Quran?
2. Apakah terdapat hubungan antara kegiatan Ekstarkulikuler pengajian Al-Quran pada prestasi belajar Siswa?
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan peneliti, maka penilitian ini hanya membahas tentang pengaruh dan hubungan antara kegiatan ekstrakulikuler dengan prestasi belajar sisiwa kelas x SMA X kota cirebon.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan prasurvey diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut:
1. Bagaimana Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an Siswa Kelas satu pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ?
2. Bagaimana Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ?
3. Apakan terdapat Pengaruh yang Signifikant antara Kegiatan Ekstrakulikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ?

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
a) Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini bertujuan umtuk memperoleh informasi dan kejelasan tentang:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X.
2. Aktivitas belajar siswa kelas 1 pada mata pelajaran PAI di SMA X.
3. Pengaruh yang signifikant antara kegiatan terhadap aktivitas belajar siswa kelas 1 pada mata pelajaran PAI di SMA X.
b) Kegunaan Penelitia
Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian yaitu:
1. Manfaat Praktis
1.1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
1.2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
2. Manfaat Teoritis
2.1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi guru PAI sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap aktivitas belajar siswa di kelas.

BAB II
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kerangka Teori
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an (PAI)
Kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau dilingkungan masyarakat untuk menunjang program pengajaran”. Selain itu, Suharsimi Arikunto mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler sebagai “kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan program pilihan[2]“.
Adapun pengertian pengajian Al-qur’an (PAI) adalah “usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam kerukunan antar umat beragama”.
Berdasarkan pebgertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-Qur’an adalah kegiatan tambahan yang dilaksankan diluar jam tambahan biasa dengan tujuan agar kegiatan tambhan tersebut dapat membantu manyiakan siswa yang meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama.
b. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler
Dengan berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler disekolah maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut[3]:
1. Semua siswa, guru dan personil administrasi sekolah hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.
2. Kerjasama dalam team adalah fundamental.
3. Perbuatan untuk partisipasi hendaknya dibatasi.
4. Proses lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
2. Aktivitas Belajar Siswa
a. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubhan pengetahuan-pengetahua, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebgai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
b. Jenis Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Diatas jenis-jenis aktivitas yang dimaksud dapat digolongkan menjadi:
1) Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2) Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir.
3) Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4) Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan gambar diatas maka akan diketahui apakah ada pengaruh yang ditimbulkan kegiatan ekstrakurikuler mata pelajaran PAI (variabel x), terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI (variabel y). Lalu denagn diketahui pengaruhnya sehingga memungkinkan kemudahan bagi guru untuk menyusun rencana kerja yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
C. Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penenlitian yang peneliti lakukan ini. Dari beberapa contoh judul penelitian terdahulu memang memiliki keterkaitan dari segi masalah yaitu mencari tau tentang hubungan dan pengaruh akan tetapi objek dan sasarannya yang berbeda. Oleh karena itu peneliti memilih masalah tentang Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler pada aktivitas belajar siswa SMA X kota Cirebon kelas x.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai “suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang akan terkumpul[4]“. Berdasarkan pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan bahwa terdapat Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah Pontianak.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah sisiwa SMA X kelas 1 kota Cirebon, alasan memilih SMA x kelas 1 kota Cirebon dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana penelitia merasa perlu melakukan penelitian ini. Rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6 bulan, mulai dari bulan Agustus dan berakhir pada bulan Februari. Penelitian ini bertempat di SMA X Kota Cirebon.
B. Metodologi Penelitian
Untuk menemukan Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah Pontianak, dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan determinatif yaitu denagn mencari pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-Qur’an terhadap mata pelajaran PAI oleh siswa kelas 1 SMA X Kota Cirebon.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek sebagai sumber data yang meminlki cirri-ciri/karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Karakteristik dalam penelitian ini adalah; (a) siswa kela 1A, 1B dan 1C, (b) bukan siswa pindahan, dan (c) bukan siswa tidak naik kelas. Berdasarkan karakteristik tersebut maka jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 146 orang.
Distribusi Siswa Kelas 1
Di SMA Islamiyah Pontianak
NO
KELAS
JUMLAH SISWA
1
1A
48
2
1B
49
3
1C
49
TOTAL
146
2. Sampel
Untuk menetapkan besarnya jumlah sampel, peneliti akan menggunakan Nomogran Hari King[5] dengan tingkat kesalahan 5 %. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh sample sebesar 51 (0,35 x 146 = 51,1 dibulatkan menjadi 51). Untuk menentukan sample pada masing-msing kelas peneliti menggunkan perhitungan persentase yang lebih lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:
NO
KELAS
POPULASI
SAMPEL
KETERANGAN
1
1A
48
17
Sampel diperoleh dari hsil perkalian seperti contoh 48 x 51: 146 = 16,77 dibulatkan menjadi 17 orang
2
1B
49
17
3
1C
49
17
JUMLAH
146
51

Teknik sampling yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling maksudnya adalah “teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample”[6]. Selanjutnya untuk penentuan sample yang digunakan adalah teknik sistematik random sampling. Alasannya karena peneliti mengetahui nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu populasi melalui daftar hadir siswa dimasing-masing kelas.
D. Instrument Penelitian (termasuk uji coba instrumen)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument yaitu berupa kuesioner untuk mendapatkan hasil-yang akurat. Adapun contoh-contoh kuesionernya yaitu:
1. Pernahkah anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?
A. Pernah B. Tidak Pernah C. Belum pernah
2. Berpakali dalam satu semester anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?
A. Tidak Pernah B. 1 kali C. 2 kali
3. Bagaimana prestasi belajar anda setelah mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler ini?
A. Naik B. Tetap C. Turun
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran PAI maka peneliti akan menggunkan teknik langsung terjun kelapangan yang berupa observasi. Karena dengan instrument pengumpulan data semacam ini peneliti rasa data yang akan dikumpulkan lebih akurat bila kita mengamati sendiri apa yang akan terjadi dilapangan tersebut.
F. Teknik Analisias Data
Teknik analisis data yang akan dipakai untuk menjawab masalah 1 dan 3 adalah analisis prosentase dengan rumus:
Keterangan:
Me : Mean (rata-rata)
: Epsilon (baca: jumlah)
Mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan jenis aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan memaparkan dalam bentuk kalimat. Sedangkan mengenai Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X kota Cirebon akan digunakan rumus regresi sebagai berikut:
Keterangan:
n : Jumlah sampel
Xi : Jumlah score variabel X
Yi : Jumlah score variabel Y
G. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uraian dari laporan penelitian yang penliti lakukan pada SMA X Kota Cirebon tentang pengaruh pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-qur’an terhadap aktivitas belajar siswa. Dan pengaruh yang dihasilkan sangat signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta,1997
Nasir, A Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja. Jakarta: Kalam Mulia, 2002
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 1988
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet 3. Bandung : Alpabeta, 2007